Senin, 07 Januari 2013

Multikulturalisme

MULTIKULTURALISME adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.

MULTIKULTURALISME di INDONESIA
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
inti dari multikulturalisme adalah mengenai penerimaan dan penghargaan terhadap suatu kebudayaan, baik kebudayaan sendiri maupun kebudayaan orang lain. Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.

CIRI-CIRI MASYARAKAT MULTIKULTURAL

1 Mempunyai Struktur Budaya Lebih Dari Satu
Struktur budaya yang lebih dari satu seperti bahasa, adat istiadat, norma/nilai, agama, ras, dan lain-lain.
2 Nilai-Nilai Dasar yang Merupakan Kesepakatan Bersama Sulit Berkembang
Setiap unsur sosial memiliki sentimen kesukuan maupun keagamaan yang sulit untuk dipertemukan, maka muncullah nilai-nilai dasar yang mengikat dari masyarakat yang berbeda-beda. Contohnya bahasa Melayu yang dijadikan sebagai Bahasa Indonesia (bahasa persatuan)
3 Sering Terjadi Konflik-Konflik Sosial yang Berbau SARA
Disebabkan karena perbedaan persepsi atau pola pikir kelompok sosial. Untuk mencegah terjadinya konflik, kelompok sosial harus memiliki sikap tenggang rasa dan toleransi terhadap kelompok sosial yang lain.
4 Struktur Sosialnya Lebih Bersifat Non-Komplementer
Artinya masing-masing struktur sosial dalam masyarakat tidak saling mendukung satu sama lain karena struktur sosial berada dalam struktur yang berbeda-beda dengan latar kepentingan yang berbeda pula, sehingga struktur sosial yang satu dengan yang lain tidak saling mendukung.
5 Proses Integrasi yang Terjadi Berlangsung secara Lambat
Bahwa dalam masyarakat multikultural itu sulit sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan, karena adanya sentimen-sentimen lokal yang bernuansa kesukuan, rasa, dan keagamaan. Hal ini dapat menyebabkan proses integrasi menjadi sulit dan lambat. Wawasan ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan aktivitas-aktivitas yang bersifat menyeluruh untuk semua komponen masyarakat.
6 Sering Terjadi Dominasi Ekonomi, Politik, dan Sosial Politik
Berupa dominasi kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Kelompok sosial yang kuat melakukan ekspansi sehingga memasuki dimensi hak dan kewajiban kelompok lemah. Contohnya adalah monopoli perdagangan yang dilakukan oleh kelompok sosial kuat terhadap kelompok sosial yang lemah, dan pemerintahan yang sewenang-wenang sehingga menyengsarakan rakyat.








   
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar