Kamis, 07 November 2013

Sistem Informasi Berbasis Komputer



Sistem Informasi berbasis Komputer
            Sistem informasi berbasis komputer (CBIS, Computer Base Information System), mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak garus menggunakan komputer dalam kegiatannya, namun pada prakteknya dengan dataa dan kebutuhan informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputet begitu dibutuhkan, peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “Computer Based” karena digunakan untuk mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “computer Base Information System” atau sistem informasi berbasis computer.
            Dan efektif CBIS ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan lima hal pokok yang merupakan manfaat dari sistem informasi dalam pengendalin manajemen organisasi adalah :
-          Penghematan waktu (time saving)
-          Penghematan biaya (cost saving)
-          Peningkatan efektifitas (effectiveness)
-          Pengembangan teknologi ( technologi development)
-          Pengembangan personal akuntansi (accounting staff development)
Sistem informasi berbasis komputer terdiri dari 5 sub bab :
  1. Sistem informasi akuntansi
            Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi.
Fungsi penting yang dibentuk SIA ada sebuah organisasi antara lain :
            Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi. Subsistem SIA memproses berbagai transaksi non keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
Ciri dalam transaksi SIA :
            Menghasilkan jumlah data yang besar, yang tiap hari selalu diproses, disimpan dan membutuhkan kecepatan akses yang cepat serta keakuratan yang tinggi membutuhkan kemudhan dalam pengoperasian pengontrolan serta prosedur error-checking yang baik dalam menjaga sekuritas dan keakuratan data dirancang khusus untuk kemudahan audit data, serta tracing (menelusuri) trasaksi yang terjadi beberapa menggunakan aplikasi DDS dan MIS, misal digunakan dalam menentukan estimasi dan perencanaan anggaran. Menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak. SIA ini sangat diperlukan dalam menjalankan suatu usaha sebagai tolak ukur seberapa besar usaha kita sudah berkembang.
2. Sistem Informasi Mnajemen
            Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang sejak tahun 1960an. Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum SIM didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. SIM juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti :’Sistem Informasi”, Sistem Informasi dan pengambilan keputusan”. SIM menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam berbagai bentuknya dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi.
            Bakerville dan Myers beragumentasi bahwa SIM sudah saatnya menjadi disiplin ilmu secara mandiri. Davis menawarkan konsensus bahwa setidaknya terdapat lima aspek yang dapat dikatagorikan sebagai ciri khusus bidang SIM :
            Proses manajemen , seperti perencanaan strategis, pengelolaan fungsi sistem informasi, danm seterusnya. Proses pengembangan, seperti manajemen proyek pengembangan sistem, dan seterusnya. Konsep pengembangan, seperti konsep sosio-teknikal, konsep kualitas, dan seterusnya. Representasi, seperti sistem basis data, pengkodean bprogram, dan seterusnya. Sistem aplikasi, seperti knowladge Management, Executive System, dan seterusnya. Sebbagai dasar pengetahuan, Informasi adalah kumpulan dari data-data yang diolah sehingga mebjadi sesuatu ynag berarti dan bermanfaat. Sedangkan data adalah fakta-fakta, angka-angka atau statistik-statistik yang dari padanya dapat menghasilkan kesimpiulan. Kedepannya informasi yang dapat diolah menjadi sebuahpengetahuan baru.
DATA >>INFORMASI >> PENGETAHUAN
            Sistem Informasi Manajemen kini tidak lagi berkembang dalam bidang usaha saja, tapi sudah digunakan dalam berbagai bidang, dari mulai pendidikan, kedokteran, industri, dan masih banyak lagi. Ini menandakan bahwa informasi yang akurat dan cepat dibutuhkan diberbagai bidang.
            Ada banyak teknologi yang mendukung SIM baik secara online atau offline. Tapi dasar aplikasi yang digunakan pada sistem informasi manajemen adalah aplikasi database. Sistem ini harus mampu mengolah data yang dikumpulkan pada database menjadi sebuah produk informasi yang dibutuhkan penggunanya. Sistem ini juga harus bisa membagi informasi yang diproduksinya menjadi beberapa tingkatan hanya mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
            Pada sebuah instansi, manajemen selalu terlibat dalam serangkaian proses manajerial, yang pada intinya berkisar pada penentuan : tujuan dan sasaran, perumusan strategi, perencanaan, penentuan program kerja, pengorganisasian, penggerakkan sumber daya manusia, pemantauan kegiatan operasional, pengawasan, penilaian, serta penciptaan dan penggunaan sistem umpan balik. Masing-masing tahap dalam proses tersebut pasti memerlukan berbagai jenis informasi dalam pelaksanaannya.
3.  Sistem Pendukung Keputusan
            Sistem Pendukung Keputusan (Inggris : decision support systems disingkat DSS adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasispengetahuan, manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
            Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik.
            Menurut Moore and Chang, Sistem Pendukung Keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.
-  Tahapan Sistem Pendukung Keputusan :
Definisi masalah pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam presentase).
- Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan
Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur mendukung manajer dalam pengambilan keputusan meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artifical Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dll.
4.  Office Automatice
            Pengertian Office Automation ialah penggunaan alat elektronik untuk memudahkan komunikasi formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi dengan orang-orang didalam dan diluar perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Awalnya pengguna office automation atau otomatisasi kantor hanya terbatas pada kalangan pabrik industri saja. Namun, saat ini penggunaannya sudah menyebar hingga kalangan perkantoran. Otomatisasi kantor dimulai padatahun 1964, ketika IBM memasarkan mesin yang disebut Magnetic Tape / Selectric Typewriter ( MT/ST) Mesin ketik yang dapat mengetik kata-kata yang telah direkam dalam pita magnetik secara otomatis.
            Office Automation (OA) sistem mendukung pekerjaan pada suatu perusahaan secara luas, biasanya digunakan untuk meningkatkan aliran pekerjaan dan komunikasi antar sesama pekerja, tidak peduli apakah pekerja tadi berada disatu lokasi yang sama taupun tidak .




-  Tujuan dari Office Automation ialah :
  1. Membantu kegiatan sekertariat dan karyawan administrasi.
  2. Menaikkan produktivitas.
  3. Membantu memfasilitasi komunikasi formal dan informal antar karyawan didalam dan diluar organisasi.
  4. Mengurangi penghentian kerja.
  5. Pengurangan biaya peralatan.
            Penggunaan Office Automation biasanya merupakan orang-orang yang bekerja didalam kantor. Penggunaan Office Automation dibagi kedalam 4 kategori, yaitu :
  1. Manajer
  2. Profesional
  3. Sekertaris
  4. Pegawai Administratif
-  Aplikasi Office Automation
Ada beberapa jenis aplikasi yang digunakan dalam Office Automation diantaranya adalah :
  1. Pengolah kata
            Merupakan aplikasi yang biasa digunakanuntuk mengolah data tertulis, sehingga memungkinkan manajer menyiapkan komunikasi tertulis yang lebih efektif.
2. Surat elektronik
            Tujuan digunakannya surat elektronik ialah untuk mempermudah manajer berkomunikasi secara cepat dan mudah dengan orang lain. Surat elektronik atau biasa disebut email efektif jika tidak diperlukan percakapan 2 arah dan jika penyampaian pesan berjarak jauh.
 3. Voice mail
            Syarat utama agar setiap karyawan dapat brkirim pesan melalui voice mail ialah setiap orang harus mempunyai voice mailbox sebagai penerima pesan. Selain itu diperlukan komputer dengan kemampuan menyimpan pesan audio dalam bentuk digital dan kemudian merubahnya kembali menjadi pesan audio ketika pesan tersebut dipanggil. Keuntungan dari vouce mail ini ialah manajer tidak perlu mengetik pesan yang akan disampaikan.
4. Kander elektronik atau Electronic Calendering
            Electronic calendering merupakan penggunaan jaringan komputer untuk menyimpan dan mengambil kalender pertemuan.
      

       5. Koferensi Audio
            Biasa digunakan untuk perusahaan yang tersebar luas di berbagai daerah, sehingga dapat mengefisiensikanwaktu penyampaian pesan. Syarat-syarat terjadinya konferensi audio atau audio converencin ialah :
-        Ada moderator
-        Jumlah peserta maksimal 6 orang
-        Mengirimkan agenda koferensi terlebih dahulu
-        Mengidentifikasikan diri terlebih dahulu sebelum berbicara
-        Rekaman hasil konferensi harus disimpan
-        Salinan rekaman dibagikan kepada peserta
-       Audio concerencing mmerupakan komunikasi sinkron yang mengharuskna para peserta hadir tepat waktu.
6. Konferensi Video
            Merupakan salah satu bentuk telekomunikasi dengan penggunaan televisi untuk menghubungkan para peserta konferensi ada yang tersebar diberbagai daerah. Ada tiga jenis konfigurasi konferensi video yaitu :
-       One-way video and audio sinyal video dan audio dikirim ke satu tempat transmisi ke satu atau beberapa tempat penerimaan.
-       One-way video and two-way audio kemampuan audio 2 arah memungkinkan orang ditempat penerimaan berbicaara dengan orang ditempat transmisi sementara semua orang melihat pada gambar yang sama.
-       Two-way video and audio
Komunikasi audio dan video antara semua tempat berlangsung 2 arah.
  1. Konferensi komputer
            Konverensi komputer ialah salah satu bentuk komunikasi dengan menggunakan jaringan komputer sehingga memungkinkan para anggota dengan karakteristik bersama bertukar informasi mengenai suatu topik tertentu. Konferensi komputer dapat terdiri dari banyak peserta dan bisa dipakai untuk banyak topik yang berbeda. Selain itu, juga dapat digunakan dalam satu tempat geografis.
2. Transmisi Faksimili
            Dalam office automation juga terdapat aplikasi trasmisi faksimili yang digunakan untuk mengirim informasi dengan menggunakan peralatan khusu yang dapat membaca citra    dokumen pada satu ujung saluraan komunikasi dan kemudian membuat salinannya diujung yang lain. Fax berkontribusi pada pemecahan masalah dengan membagikan dokumen nkepada para anggota tim pemecah masalah secara cepat dan mudah tanpa dibatasi oleh lokasi geografis.
7. Video text
            Ialah kounikasi dengan menggunakan komputer untuk merapikan narasi dan grafik yang tersimpan kelayar CRT
8. Pencitraan
            Pencitraan ialah penggunaan karakter secara optik untu mengubah dokumen-dokumen kertas atau microfilm menjadi format digital untuk disimpan kedalam penyimpanan sekunder. Proses pencitraan dilakukan oleh sistem manajemen dokumen. Sistem tersebut terdiri dari aatu atau beberapa unit pengenalan karakter (OCR) untuk mengubah citra dookumen kedalam data digital. Pencitraan digunakan jika dokumen historis perlu ditelaah dengan maksud memahami suatu masalah.
9. Dekstop Publishing
Tiga aplikasi dekstop publishing :
  • Administrative
Meliputi dokumen-dokumen yang dimaksud untuk penggunaan intern seperti korespondensi, laporan dan warta.
  • Techincal
Meliputi materi pelatihan, seperti : slides, overhead tranparancies, dan manual.
  • Corporate
Meliputi periklanan, brosur dan dokumen yang digunakan diluar perusahaan.
5. Sistem Pakar
            Sistem pakar ( dalam bahasa Inggris : expert system) adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar didalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem pakar untuk menjawab pertanyaan (konsultasi). Kepakaran (expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif dan spesifik yang diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca dan pengalaman. Pengetahuan dapat membuat pakar mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat dari pada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang, pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada pakar yunior. Tujuan sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke komputer, kemudian ke orang lain ( yang bukan pakar).
            Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari desaiinya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan penggunan untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu simpulan.
-       Kelebihan :
            secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar antara lain :
            memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. Meningkatkan output dan produktivitas. Meningkatkan kualitas. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka). Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan. Memiliki reliabilitas. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Meningkatkan kapabilitas dalam penyeleseaian masalah dalam waktu pengambilan keputusan.
-  Kelemahan :
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya relatif mahal karena diperlukan banyak data.
Perlu admin khusus yang selalu update informasi dalam bidang yang sesuai dengan sistem pakar. Pengembangan perangkat lunak sistem pakar lebih sulit dibandingkan perangkat lunak konvensional.
SUMBER :
29 oktober 2013.
29 oktober 2013.
informasi-manajemen.html diakses pada tanggal 29 oktober 2013.
oktober 2013.
       pada tanggal 29 oktober 2013.
http:/.id.m.wikipedia.org/wiki/sisteem_pakar diakses pada tanggal 29 oktober 2013.

Selasa, 08 Oktober 2013

Sistem Informasi Psikologi

     Sistem informasi dapat didefinisikan dengan menggunakan dua perspektif, yaitu dari perspektif struktur dan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, sistem informasi dijabarkan sebagai implementasi pemanfaatan media teknologi untuk tujuan perekaman, penyimpanan, dan penyebaran ekspresi berbahasa, serta untuk membantu proses penarikan kesimpulan. Sedangkan berdasarkan perspektif strukturalnya, sebuah sistem informasi terdiri dari sekelompok orang, proses, data, model, teknologi, perintah bahasa, yang kemudian membentuk struktur yang kohesif untuk membantu dalam pencapaian tujuan dan fungsi dari suatu organisasi. Pendefinisian berdasarkan struktural ini memberikan gambaran yang jelas bahwa sistem informasi adalah sistem yang bersifat sosio-teknis; yaitu sistem yang terdiri dari manusia, perilaku manusia, serta konsep dan teknisnya (Fuad, 2011). Secara teknis, sistem informasi adalah sistem terbuka yang menghasilkan informasi dengan menggunakan siklus input, proses, dan output yang berfungsi untuk membantu individu atau kelompok dalam aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan, dan pengambilan keputusan (Bima, 2005).
     Sistem informasi merupakan ilmu yang berbeda kawasannya dengan ilmu lain yang memerlukan penelitian, namun juga bermanfaat dalam memberikan referensi terhadap kemajuan dalam perkembangan disiplin ilmu-ilmu tersebut. Sistem informasi mampu mengatasi masalah yang dianggap relevan oleh para sarjana dari berbagai bidang ilmu dengan cara yang konsisten dan sesuai kaidah penelitian yang mereka hadapi. Salah satu bidang pengetahuan yang memerlukan sistem informasi adalah bidang ilmu psikologi (Kock, 2009). Psikologi yang berasal dari kata Yunani “psyche” dan “logos” merupakan ilmu yang mempelajari jiwa (Sarwono, 2009). Psikologi juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Metode keilmuan dalam bidang psikologi menggunakan metode observasi, metode sistematik objektif, metode survey, nomothetik idiografik, metode eksperimen (Irwanto, Herman, Hadisoepadma, Priyani, Wismanto, dan Fernandes 1989). Dalam pelaksanaan metode keilmuan, keberadaan sistem informasi terutama yang berbasis komputer sangat membantu mempermudah pengolahan datanya. Peranan komputer dalam pengelolaan informasi sudah tidak asing lagi dalam berbagai bidang disiplin ilmu (Danie & Supratiwi, 2005). Alat bantu skoring dan intepretasi tes EPPS dan Kraeplin yang dikembangkan oleh seorang psikolog klinis, Dr. Ira Puspitawati, adalah salah satu bentuk peranan sistem informasi berbasis komputer dalam mempermudah metode psikodiagnostik (Puspitawati, 2005).
    Dari uraian yang sudah disebutkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah implementasi pemanfaatan media teknologi untuk tujuan mempermudah siklus input, proses, dan output dalam pengolahan metode keilmuan psikologi.


Danie, D. R., Supratiwi, W. (2005). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Universitas Terbuka.
Fuad, S. 2011. Definitions and components what is an information sistem. Retrieved 10 1, 2012 from http://uotechnology.edu.iq/sweit/Lectures/SarmadFuad-MIS/MIS_Lecture_3.pdf
Sarwono, S. W. (2009). Jakarta: Rajawali Press.
Irwanto, Elia, Hadisoepadma, Priyani, Wismanto & Fernandes. (1989). Psikologi umum. Jakarta: Gramedia.
Kock, N. (2009). Information system theorizing based on evolutionary psychology: an interdiciplinary review and theory integration framework. MIS Quarterly Vol. 33 No. 2 , 395-418.
Kurniawan, A. B. (n.d.). Staffsite. Retrieved 10 1, 2012, from Staffsite Universitas Gunadarma: http://staffsite.gunadarma.ac.id/bima/index.php?stateid=files.
Puspitawati, I. (2005) Staffsite. Retrieved 10 1, 2012, from Staffsite Universitas Gunadarma: http://staffsite.gunadarma.ac.id/iraps/
Share

Selasa, 30 April 2013

Rational Emotive Therapy


Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif. Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional tersebut merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi yang menyertai individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal, dan irasional.
Berpikir irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional.
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
  1. Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
  2. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
  3. Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus me­lawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psi­kologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.
Sebagai contoh, “orang depresi merasa sedih dan ke­sepian karena dia keliru berpikir bahwa dirinya tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal, penampilan orang depresi sama saja dengan orang yang tidak mengalami depresi. Jadi, Tugas seorang terapis bukanlah menyerang perasaan sedih dan kesepian yang dialami orang depresi, melainkan me­nyerang keyakinan mereka yang negatif terhadap diri sendiri.
Walaupun tidak terlalu penting bagi seorang terapis mengetahui titik utama keyakinan-keyakinan irasional tadi, namun dia harus mengerti bahwa keyakinan tersebut adalah hasil “pengondisian filosofis”, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang muncul secara otomatis, persis seperti kebiasaan kita yang langsung mengangkat dan menjawab telepon setelah mendengarnya berdering.
B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah, didalamnya merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.
Adapun ciri-ciri berpikir irasional adalah :
  1. Tidak dapat dibuktikan
  2. Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya tidak perlu
  3. Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional disebabkan oleh:
  1. Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyatan dan imajinasi
  2. Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain
  3. Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
Indikator sebab keyakinan irasional adalah:
  1. Manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari segala sesuatu yang dikerjakan
  2. Banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dan kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum
  3. Kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka, bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam hidupnya
  4. Lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada berusaha untuk menghadapi dan menanganinya
  5. Penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional tersebut
  6. Pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang
  7. Untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk merasakan sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural\
  8. Nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu.
Menurut Albert Ellis juga menambahkan bahwa secara biologis manusia memang “diprogram” untuk selalu menanggapi “pengondisian-pengondisian” semacam ini. Keyakinan-keyakinan irasional tadi biasanya berbentuk pernyataan-pernyataan absolut. Ada beberapa jenis “pikiran­-pikiran yang keliru” yang biasanya diterapkan orang, di antaranya:
1. Mengabaikan hal-hal yang positif,
2. Terpaku pada yang negatif,
3. Terlalu cepat menggeneralisasi.
Secara ringkas, Ellis mengatakan bahwa ada tiga ke­yakinan irasional:
1. “Saya harus punya kemampuan sempurna, atau saya akan jadi orang yang tidak berguna”:
2. “Orang lain harus memahami dan mempertimbang­kan saya, atau mereka akan menderita”.
3. “Kenyataan harus memberi kebahagiaan pada saya, atau saya akan binasa”.
C. Tujuan Konseling
  1. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.
  2. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan rasional-emotif :
  1. Insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah laku penolakan diri yang dihubungkan dengan penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) pada saat yang lalu.
  2. Insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasional terus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.
  3. Insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.
Klien yang telah memiliki keyakinan rasional terjadi peningkatan dalam hal :
(1) minat kepada diri sendiri,
(2) minat sosial,
(3) pengarahan diri,
(4) toleransi terhadap pihak lain,
(5) fleksibel,
(6) menerima ketidakpastian,
(7) komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya,
(8) penerimaan diri,
(9) berani mengambil risiko,
(10) menerima kenyataan.
Ellis berulang kali menegaskan bahwa betapa pentingnya “kerelaan menerima diri-sendiri”. Dia mengatakan, dalam RET, tidak seorang pun yang akan disalahkan, dilecehkan, apalagi dihukum atas keyakinan atau tindakan mereka yang keliru. Kita harus menerima diri sebagaimana adanya, menerima sebagaimana apa yang kita capai dan hasilkan. Dia mengkritik teori-teori yang terlalu menekankan kemuliaan pribadi dan ketegaran ego serta konsep-konsep senada lainnya.
Menurut Ellis, memang ada alasan-alasan tertentu kenapa orang mengedepankan diri atau egonya, yaitu kita ingin menegaskan bahwa kita hidup dan dalam keadaan baik-baik saja, kita ingin menikmati hidup, dan lain se­bagainya. Akan tetapi, jika hal ini dilihat lebih jauh lagi, ternyata mengedepankan diri atau ego sendiri malah me­nyebabkan ketidaktenangan, seperti yang diperlihatkan oleh keyakinan-keyakinan irasional berikut ini:
- Aku ini punya kelebihan atau tak berguna.
- Aku ini harus dicintai atau orang yang selalu diperhatikan.
- Aku harus abadi.
- Aku harus jadi orang baik atau orang jahat.
- Aku harus membuktikan diriku.
- Aku harus mendapatkan apa pun yang saya inginkan.
Ellis berpendapat bahwa evaluasi-diri yang keterlaluan akan menyebabkan depresi dan represi, sehingga orang akan mengingkari perubahan. Yang harus dilakukan manusia demi kesehatan jiwanya adalah berhenti menilai-nilai diri sendiri. Ellis tampaknya agak skeptis akan keberadaan diri yang “sebenarnya” seperti yang diyakini Homey atau Rogers . Dia sangat tidak sepakat dengan gagasan tentang adanya konflik antara diri yang teraktualisasi dengan citra diri yang dituntut masyarakat. Menurutnya, diri me­nurut seseorang dan diri menurut masyarakat bukannya saling bertentangan, sebaliknya saling topang.
Dia juga tidak sepakat dengan gagasan yang menyata­kan bahwa ada kesatuan transpersonal daIam diri atau jiwa. Agama Buddha, umpamanya, bisa berjalan baik tanpa adanya gagasan ini. Dia juga tidak percaya akan adanya alam bawah sadar mistis seperti yang diajarkan berbagai tradisi atau psikologi transpersonal yang dikemukakan ilmu psikologi. Dia menganggap keadaan kejiwaan semacam ini lebih bersifat tidak otentik ketimbang transenden. Di lain pihak, dia menganggap pendekatannya lahir dari tradisi kuno kaum Stoik dan didukung oleh pemikiran filo­sofis, terutama pemikiran Spinoza. Dia juga melihat adanya kemiripan tertentu antara pendekatannya dengan eksisten­sialisme dan psikologis eksistensial. Artinya, pendekatan apa pun yang menempatkan tanggung jawab ke pundak diri individual beserta keyakinan yang dipegangnya lebih mirip dengan pendekatan RET-nya Ellis ini.
D. Deskripsi Proses Konseling
  • Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh konselor dan klien.
  • Tugas konselor menunjukkan bahwa masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional serta usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan.
Operasionalisasi tugas konselor :
(a) lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung;
(b) menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien;
(c) mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya;
(d) menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irasional.
Karakteristik Proses Konseling Rasional-Emotif :
  1. Aktif-direktif, artinya bahwa dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya.
  2. Kognitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
  3. Emotif-ekspreriensial, artinta bahwa hubungan konseling yang dikembangkan juga memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut.
  4. Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
E. Teknik Konseling
Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
a. Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
b. Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
c. Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
Teknik-teknik Behavioristik
a. Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). eknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif. Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
b. Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
Teknik-teknik Kognitif
a. Home work assigments,
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan. Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor. Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
b. Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial. Maksud utama teknik latihan asertif adalah :
(a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya;
(b) membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain;
(c) mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.
Referensi:
Akhmad Sudratajat. 2008. Pendekatan Konseling Rasional Emotif. dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-rasional-emotif/
DYP Sugiharto, Dr. , M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)
Lutfi Seli Fauzi. 2008. Rational Emotive Therapy. dalam http://luthfis.wordpress.com/2008/04/03/rational-emotive-theraphy/
Sayekti Pujosuwarno, Dr, M.Pd. 1993. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Menara Mas Offset