Awal Perkembangan dan Pengasuhan
Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan
pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu. Dimana proses
seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan
psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan
dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. Individu tidak mampu berdiri
sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar sesama individu. Dengan
demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak
dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan
makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.
Bentuk Transmisi Budaya :
1. Sosialisasi
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu
seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai
dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan
individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto,
sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru
mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi
anggota.
2. Akulturasi
Kehadiran orang Belanada di Indonesia, yang
kemudian jadi penguasa, sangat mempengaruhi gaya hidup, bentuk bangaunan
tradisional, serta fungsi ruangannya. Selain itu, alat perlengkapan
rumah tangga yang biasa dipakai sehari-hari oleh rakyat pribumi juga
mengalami perubahan. Lalu tujuh unsur universal yaitu bahasa,
peralatan&perlengkapan hidup, matapencarian dan sistem ekonomi,
sistem kemasyarakatan, kesenian , ilmu pengetahuan dan religi juga ikut
terpengeruh. Ketujuh unsur universal budaya itu bercampur dan
percampuran antara kebudayaan Belanda dan Pribumi itulah yang disebut
kebudayaan Indis.
Akulturasi yang terjadi antara budaya asing (Belanda) dan pribumi
dapat dibilang cukup sukses, mengapa? Ya karena masing-masing budaya
(Asing dan Pribumi) sama sekali tidak kehilangan ke khas-an nya.
Contohnya pada masyarakat Jawa. Meski banyak sekali kedatangan para
‘tamu’ dari Eropa, Cina, Australia, dan India kebudayaan Pribumi Jawa
dapat tetap bertahan. Local Genius pribumi Jawa mampu menanggapi
kehadiran budaya asing secara aktif tanpa kehilangan kepribadiannya.
Semua hal tadi menunjukan bahwa pribumi Jawa memiliki sikap open minded
tolerance atau savoir vivre (lapang dada).
Bentuk bangunan.
Pengaruh budaya asing khususnya Belanda yang datang ke Indonesia
cukup besar. Selain mempengaruhi tujuh unsur universal budaya, pengaruh
budaya asing juga ‘menjalar’ pada tata bentuk (arsitektur)
bangunan/tempat tinggal. Meskipun bentuk dasar bangunan/tempat tinggal
masih tradisional, tetapi pada beberapa tata letak dan ornamen-ornamen
yang terdapat di bangunan/tempat tinggal tersebut ada pengaruh dari
budaya asing. Contohnya adalah sebelum masa itu rumah-rumah orang
pribumi tidak dilengkapi atau ada tempat pembuangan (jamban) atau pun
tempat mandi di sekitar rumah maupun di dalam lingkungan rumah atau kali
pada pagi hari. Setelah masuknya kebudayaan asing dan terbentuknya
kebudayaan indis, rumah-rumah para non-pribumi atau keturunannya sudah
mulai memiliki tempat pembuangan dan tempat mandi yang terletak di dalam
halaman rumah. Lalu pada tahun 1870 masyarakat mulai mengenal kamar
mandi yang terletak di dalam rumah seperti yang kita kenal.
Lalu
pada rumah-rumah tersebut biasanya ada ornamen atau hiasan bergaya
eropa. Contohnya pada puncak atap rumah yang terdapat hiasan seperti
ukiran dan pahatan patung atau juga bentuk-bentuk seperti menara kecil
yang menjulang tidak begitu tinggi.
3. Enkulturasi
Pada masa kebudayaan Indis, enkulturasi terjadi
dilingkungan pendidikan dimana pengaruh teman sekitar bagi seorang anak
lah yang akan ‘membentuk’nya. Kebiasaan hidup mewah misalnya, anak-anak
pada masa itu melihat cara para orang dewasa berpakaian, cara atau
kebiasaan para orang dewasa merayakan sesuatu dengan berpesta (minum bir
bersama contohnya).
Pengaruh enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah
perkembangan seseorang untuk tumbuh kembang dipengaruhi oleh proses
kultur atau budaya yang di transmisikan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya dengan proses belajar.
Pengaruh akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah
berubahnya kultur seseorang yang terjadi karena pengaruh asing. Hal itu
terjadi karena adanya proses sosial dimana sesama manusia saling
mempelajari kultur yang ada dalam lingkungan asing tersebut.
Pengaruh sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah
kehidupan seorang manusia yang terus berjalan mempengaruhi bagaimana
proses penanaman kebiasaan dari satu generasi ke generasi berikutnya itu
terjadi sehingga sosialisasi mempengaruhi peranan seorang individu
dalam suatu kelompok masyarakat.
Awal masa perkembangan dan pola kelekatan (attachment) pada ibu atau pengasuh
Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya
mempengaruhi pola perkembangan seorang anak, jika seorang anak sedari
dini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama pengasuh maka kelekatan
antara seorang anak dan ibu tersebut kurang daripada seorang anak yang
banyak menghabiskan waktunya bersama dengan ibu nya. Karena pengaruh
sosialisasi, akulturasi dan enkulturasi terjadi di masyarakat membuat
setiap orang berusaha untuk mengetahui hal tersebut. Sehingga pola
perilaku individu mengalami proses belajar dalam kesehariannya melalui
sosialisasi terhadap lingkungan yang mempengaruhinya.
Awal Perkembangan dan Pengasuhan
Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan
pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu. Dimana proses
seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi perkembangan
psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan
dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. Individu tidak mampu berdiri
sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar sesama individu. Dengan
demikian dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak
dengan manusia lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan
makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat.
Bentuk Transmisi Budaya :
1. Sosialisasi
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu
seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai
dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan
individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto,
sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru
mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi
anggota.
2. Akulturasi
Kehadiran orang Belanada di Indonesia, yang
kemudian jadi penguasa, sangat mempengaruhi gaya hidup, bentuk bangaunan
tradisional, serta fungsi ruangannya. Selain itu, alat perlengkapan
rumah tangga yang biasa dipakai sehari-hari oleh rakyat pribumi juga
mengalami perubahan. Lalu tujuh unsur universal yaitu bahasa,
peralatan&perlengkapan hidup, matapencarian dan sistem ekonomi,
sistem kemasyarakatan, kesenian , ilmu pengetahuan dan religi juga ikut
terpengeruh. Ketujuh unsur universal budaya itu bercampur dan
percampuran antara kebudayaan Belanda dan Pribumi itulah yang disebut
kebudayaan Indis.
Akulturasi yang terjadi antara budaya asing (Belanda) dan pribumi
dapat dibilang cukup sukses, mengapa? Ya karena masing-masing budaya
(Asing dan Pribumi) sama sekali tidak kehilangan ke khas-an nya.
Contohnya pada masyarakat Jawa. Meski banyak sekali kedatangan para
‘tamu’ dari Eropa, Cina, Australia, dan India kebudayaan Pribumi Jawa
dapat tetap bertahan. Local Genius pribumi Jawa mampu menanggapi
kehadiran budaya asing secara aktif tanpa kehilangan kepribadiannya.
Semua hal tadi menunjukan bahwa pribumi Jawa memiliki sikap open minded
tolerance atau savoir vivre (lapang dada).
Bentuk bangunan.
Pengaruh budaya asing khususnya Belanda yang datang ke Indonesia
cukup besar. Selain mempengaruhi tujuh unsur universal budaya, pengaruh
budaya asing juga ‘menjalar’ pada tata bentuk (arsitektur)
bangunan/tempat tinggal. Meskipun bentuk dasar bangunan/tempat tinggal
masih tradisional, tetapi pada beberapa tata letak dan ornamen-ornamen
yang terdapat di bangunan/tempat tinggal tersebut ada pengaruh dari
budaya asing. Contohnya adalah sebelum masa itu rumah-rumah orang
pribumi tidak dilengkapi atau ada tempat pembuangan (jamban) atau pun
tempat mandi di sekitar rumah maupun di dalam lingkungan rumah atau kali
pada pagi hari. Setelah masuknya kebudayaan asing dan terbentuknya
kebudayaan indis, rumah-rumah para non-pribumi atau keturunannya sudah
mulai memiliki tempat pembuangan dan tempat mandi yang terletak di dalam
halaman rumah. Lalu pada tahun 1870 masyarakat mulai mengenal kamar
mandi yang terletak di dalam rumah seperti yang kita kenal.
Lalu
pada rumah-rumah tersebut biasanya ada ornamen atau hiasan bergaya
eropa. Contohnya pada puncak atap rumah yang terdapat hiasan seperti
ukiran dan pahatan patung atau juga bentuk-bentuk seperti menara kecil
yang menjulang tidak begitu tinggi.
3. Enkulturasi
Pada masa kebudayaan Indis, enkulturasi terjadi
dilingkungan pendidikan dimana pengaruh teman sekitar bagi seorang anak
lah yang akan ‘membentuk’nya. Kebiasaan hidup mewah misalnya, anak-anak
pada masa itu melihat cara para orang dewasa berpakaian, cara atau
kebiasaan para orang dewasa merayakan sesuatu dengan berpesta (minum bir
bersama contohnya).
Pengaruh enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah
perkembangan seseorang untuk tumbuh kembang dipengaruhi oleh proses
kultur atau budaya yang di transmisikan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya dengan proses belajar.
Pengaruh akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah
berubahnya kultur seseorang yang terjadi karena pengaruh asing. Hal itu
terjadi karena adanya proses sosial dimana sesama manusia saling
mempelajari kultur yang ada dalam lingkungan asing tersebut.
Pengaruh sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah
kehidupan seorang manusia yang terus berjalan mempengaruhi bagaimana
proses penanaman kebiasaan dari satu generasi ke generasi berikutnya itu
terjadi sehingga sosialisasi mempengaruhi peranan seorang individu
dalam suatu kelompok masyarakat.
Awal masa perkembangan dan pola kelekatan (attachment) pada ibu atau pengasuh
Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya
mempengaruhi pola perkembangan seorang anak, jika seorang anak sedari
dini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama pengasuh maka kelekatan
antara seorang anak dan ibu tersebut kurang daripada seorang anak yang
banyak menghabiskan waktunya bersama dengan ibu nya. Karena pengaruh
sosialisasi, akulturasi dan enkulturasi terjadi di masyarakat membuat
setiap orang berusaha untuk mengetahui hal tersebut. Sehingga pola
perilaku individu mengalami proses belajar dalam kesehariannya melalui
sosialisasi terhadap lingkungan yang mempengaruhinya.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar