Selasa, 08 Oktober 2013

Sistem Informasi Psikologi

     Sistem informasi dapat didefinisikan dengan menggunakan dua perspektif, yaitu dari perspektif struktur dan fungsinya. Berdasarkan fungsinya, sistem informasi dijabarkan sebagai implementasi pemanfaatan media teknologi untuk tujuan perekaman, penyimpanan, dan penyebaran ekspresi berbahasa, serta untuk membantu proses penarikan kesimpulan. Sedangkan berdasarkan perspektif strukturalnya, sebuah sistem informasi terdiri dari sekelompok orang, proses, data, model, teknologi, perintah bahasa, yang kemudian membentuk struktur yang kohesif untuk membantu dalam pencapaian tujuan dan fungsi dari suatu organisasi. Pendefinisian berdasarkan struktural ini memberikan gambaran yang jelas bahwa sistem informasi adalah sistem yang bersifat sosio-teknis; yaitu sistem yang terdiri dari manusia, perilaku manusia, serta konsep dan teknisnya (Fuad, 2011). Secara teknis, sistem informasi adalah sistem terbuka yang menghasilkan informasi dengan menggunakan siklus input, proses, dan output yang berfungsi untuk membantu individu atau kelompok dalam aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengontrolan, dan pengambilan keputusan (Bima, 2005).
     Sistem informasi merupakan ilmu yang berbeda kawasannya dengan ilmu lain yang memerlukan penelitian, namun juga bermanfaat dalam memberikan referensi terhadap kemajuan dalam perkembangan disiplin ilmu-ilmu tersebut. Sistem informasi mampu mengatasi masalah yang dianggap relevan oleh para sarjana dari berbagai bidang ilmu dengan cara yang konsisten dan sesuai kaidah penelitian yang mereka hadapi. Salah satu bidang pengetahuan yang memerlukan sistem informasi adalah bidang ilmu psikologi (Kock, 2009). Psikologi yang berasal dari kata Yunani “psyche” dan “logos” merupakan ilmu yang mempelajari jiwa (Sarwono, 2009). Psikologi juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Metode keilmuan dalam bidang psikologi menggunakan metode observasi, metode sistematik objektif, metode survey, nomothetik idiografik, metode eksperimen (Irwanto, Herman, Hadisoepadma, Priyani, Wismanto, dan Fernandes 1989). Dalam pelaksanaan metode keilmuan, keberadaan sistem informasi terutama yang berbasis komputer sangat membantu mempermudah pengolahan datanya. Peranan komputer dalam pengelolaan informasi sudah tidak asing lagi dalam berbagai bidang disiplin ilmu (Danie & Supratiwi, 2005). Alat bantu skoring dan intepretasi tes EPPS dan Kraeplin yang dikembangkan oleh seorang psikolog klinis, Dr. Ira Puspitawati, adalah salah satu bentuk peranan sistem informasi berbasis komputer dalam mempermudah metode psikodiagnostik (Puspitawati, 2005).
    Dari uraian yang sudah disebutkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah implementasi pemanfaatan media teknologi untuk tujuan mempermudah siklus input, proses, dan output dalam pengolahan metode keilmuan psikologi.


Danie, D. R., Supratiwi, W. (2005). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Universitas Terbuka.
Fuad, S. 2011. Definitions and components what is an information sistem. Retrieved 10 1, 2012 from http://uotechnology.edu.iq/sweit/Lectures/SarmadFuad-MIS/MIS_Lecture_3.pdf
Sarwono, S. W. (2009). Jakarta: Rajawali Press.
Irwanto, Elia, Hadisoepadma, Priyani, Wismanto & Fernandes. (1989). Psikologi umum. Jakarta: Gramedia.
Kock, N. (2009). Information system theorizing based on evolutionary psychology: an interdiciplinary review and theory integration framework. MIS Quarterly Vol. 33 No. 2 , 395-418.
Kurniawan, A. B. (n.d.). Staffsite. Retrieved 10 1, 2012, from Staffsite Universitas Gunadarma: http://staffsite.gunadarma.ac.id/bima/index.php?stateid=files.
Puspitawati, I. (2005) Staffsite. Retrieved 10 1, 2012, from Staffsite Universitas Gunadarma: http://staffsite.gunadarma.ac.id/iraps/
Share